Pencemaran air dan udara


          Setiap harinya, pabrik-pabrik industri di seluruh dunia membuang jutaan bahkan miliaran ton racun kimia ke dalam air dan udara. Limbah-limbah berbahaya tersebut telah merusak lingkungan kita, mengurangi luas alam liar, memusnahkan populasi hewan-hewan, dan menyebabkan banyak penyakit bagi manusia.
Anda sendiri tentu bisa merasakan betapa sulitnya memperoleh udara segar dan air bersih di masa kini.
Namun, pabrik-pabrik hanya sebagian dari pemicu masalah polusi. Pencemaran air dan udara juga diakibatkan oleh praktik pertanian, peternakan, limbah pertanian, dan tentunya oleh kendaran-kendaraan bermotor. Kemana pun Anda berpaling, terdapat tanda-tanda pencemaran.
Jika polusi air dan udara terus menerus membombardir planet bumi, maka suatu saat kehidupan akan musnah.
Pencemaran Air
Yang dimaksud dengan pencemaran air adalah masuknya zat-zat kimia, biologis, dan fisik ke dalam sejumlah besar air sehingga merusak kualitas air, populasi di dalamnya, dan makhluk hidup yang meminumnya.
Sumber-sumber polusi air adalah limbah-limbah pabrik, aktivitas penyulingan, penggunaan air sebagai pembersih limbah, penambangan, pestisida dan pupuk, limbah rumah tangga, kebocoran/ curahan minyak di sumber air atau laut, kebocoran sistem pembuangan, limbah peternakan, dan sebagainya.
Kerusakan keseimbangan di lingkungan air bisa dilihat pada sumber-sumber air seperti danau yang tercemar oleh nitrogen dan fosfor. Air laut pun menjadi kotor dan beracun karena menjadi tempat pembuangan limbah terakhir.
Dan tahukah Anda, dalam air tanah yang dipompa ke dalam rumah untuk kemudian Anda minum terdapat 73 jenis pestisida. Bayangkan apa akibatnya bagi kesehatan Anda?
Triliunan galon limbah dan air kotor dari pembuangan industri dan contributor lain memasuki perairan dunia setiap tahunnya, tanpa henti.
Cara terbaik untuk mengurangi polusi air adalah tidak membuang sampah dan bahan-bahan kimia berbahaya ke dalam perairan, baik itu sungai, danau, mata air, dan lautan.
Sebagai individu, kita bisa memulainya sendiri dari rumah, misalnya dengan menggunakan deterjen pencuci yang ramah lingkungan (biodegradable).
Kita juga harus berkomitmen untuk membuang sampah pada tempatnya, bukan pada saluran air di rumah. Periksa ulang bahan-bahan pembersih yang kita gunakan di rumah.
Jika ada yang menggunakan bahan berbahaya, segera cari penggantinya. Lakukan pula pengecekan pada tangki septic tank Anda, pastikan tidak ada kebocoran yang bisa meracuni air tanah.
Pencemaran Udara
Pencemaran udara adalah akibat dari akumulasi zat-zat berbahaya ke dalam atmosfer yang membahayakan kelangsungan hidup manusia dan makhluk-makhluk lain di muka bumi.
Mengapa demikian? Karena semua makhluk yang ada di dunia membutuhkan udara bersih untuk bernapas. Apabila udara telah tercemar, akan timbul penyakit-penyakit seperti gangguan pernapasan dan lain-lain.
Beberapa hal yang menyebabkan polusi udara adalah emisi gas beracun dari kendaraan bermotor, asap rokok, pembakaran arang, hujan asam, asap-asap pabrik, limbah-limbah pertanian, limbah-limbah peternakan, asap kapal-kapal laut besar, gas buang dari cat, semprotan aerosol (hair spray, pewangi ruangan, dan sebagainya), asap kebakaran hutan, penggunaan senjata nuklir, dan lain-lain.
Emisi atau gas buang dari kendaraan bermotor merupakan salah satu kontributor terbesar terhadap pencemaran udara. Miliaran kendaraan bermotor dijalankan oleh para penduduk dunia setiap harinya, sehingga gas rumah kaca terus menerus mengalir ke udara.
Saking terbiasanya pada lingkungan yang telah tercemar, kita tidak menyadari bahwa setiap hari kita menghirup 3000 galon udara kotor. Tidak mengherankan jika kemudian kanker paru-paru menjadi salah satu penyebab utama kematian manusia di masa kini.
Ancaman penyakit akan terus membayangi jika pencemaran udara tidak dikurangi secara drastis.
Untuk mengembalikan udara menjadi bersih, tentunya tidak mudah. Banyak kegiatan perindustrian, perekonomian, dan rumah tangga yang harus dihentikan. Namun, bila banyak individu yang melakukan langkah-langkah perbaikan secara pribadi yang dimulai dari diri sendiri, niscaya lingkungan bisa kembali segar.
Kita bisa mengurangi pemakaian kendaraan bermotor dan beralih pada alat transportasi seperti sepeda. Apalagi saat ini banyak komunitas dan pemerintahan yang tengah mengalakkan program “Bike to Work” atau “Bike to School”. Dengan demikian, pencemaran udara oleh bahan bakar fosil akan menurun.